Berita

61 Tahun Mengajar, Chamimah Bertahan dengan Gaji Rp 300 Ribu Per Bulan

Chamimah, seorang nenek di Surabaya yang masih aktif sebagai guru TK. Foto: Masruroh/Basra

Chamimah, seorang nenek di Surabaya masih mengajar Taman Kanak-kanak (TK) saat usianya sudah menginjak 85 tahun. Chamimah bahkan mengaku sudah mengajar di TK Masa Putra Bhakti sejak tahun 1963 silam. Padahal jika menilik gaji yang ia terima setiap bulan, cukup miris.

“Di sini kalau guru ngajinya Rp 300 ribu per bulan, kalau kepala sekolah gajinya Rp 450 ribu per bulan,” ungkap Chamimah kepada Basra, akhir pekan kemarin.

Chamimah tak pernah mengeluh perihal gaji yang diterimanya. Pasalnya, TK tempat ia mengajar merupakan TK yang dikelola secara mandiri oleh perangkat RW di kawasan Kedung Doro. Artinya, gaji yang diterima Chamimah berdasarkan banyaknya siswa yang bersekolah di TK tersebut.

“TK ini kan tempatnya di tengah kampung ya, bukan punya yayasan. Hanya dikelola RW. Jadi ya gajinya juga tidak banyak,” tutur nenek 2 cucu ini.

Saat ini TK Masa Putra Bhakti memiliki jumlah siswa sekitar 20 anak yang terbagi dalam 2 kelas, yakni TK A dan TK B. Ada tiga guru yang mengajar di TK tersebut, salah satunya Chamimah yang mengajar TK B.

Meski mendapat gaji hanya Rp 300 ribu per bulan dari TK tempat ia mengajar, namun Chamimah tetap bertahan. Ia tak memusingkan soal gaji, apalagi Chamimah mengaku memiliki uang pensiun semasa mengajar SD.

“Saya ada uang pensiun dari mengajar SD. Uang pensiunnya Rp 2,4 juta setiap bulannya. Uang pensiun itu sering saya pakai untuk membayar gaji guru dan pak bon (tukang bersih-bersih) di sini (TK Masa Putra Bhakti,” terang adik dari mantan Wakil Presiden Try Sutrisno ini.

Sebagai TK yang dikelola secara mandiri oleh perangkat RW, Chamimah tak menampik gaji yang diterimanya sering terlambat. Ini karena harus menunggu wali murid membayar uang sekolah.

“Gajinya kan dari wali murid dan mereka kadang bayarnya juga molor-molor. Ya maklum lah sekolah kita kan letaknya di perkampungan,” ujar Chamimah.

Terkait keberadaannya sebagai adik kandung dari mantan wapres Try Sutrisno, Chamimah mengaku tak banyak wali murid yang mengetahuinya.

“Ada yang tahu tapi banyak yang tidak tahu. Ya biasa saja, enggak yang gimana-gimana,” kata Chamimah seraya terkekeh.

Memiliki kerabat seorang pejabat, Chamimah tak pernah memanfaatkannya. Ia menjalani hari-harinya sebagai guru tanpa embel adik dari mantan wapres.

Meski demikian Chamimah sempat berkeluh kesah kepada sang kakak terkait minimnya gaji guru.

“Pernah sambat (mengeluh) soal gaji ya. Tapi beliau (Try Sutrisno) selalu kasih semangat bahwa apa yang saya kerjakan ini nanti hitungannya di surganya Allah,” terang Chamimah.

Di momen Hari Guru Nasional yang jatuh pada tanggal 25 November ini, Chamimah berharap pemerintah kian memperhatikan kesejahteraan guru.

“Semoga pemerintah lebih peduli dengan nasib guru-guru, apalagi masih banyak guru di daerah terpencil yang mungkin gajinya lebih kecil dari kami,” harapnya.

Leave A Comment

RSS
Follow by Email
LinkedIn
Share
WhatsApp
Copy link