Jenis Imunisasi pada Bayi Usia 0-9 Bulan yang Harus Dilengkapi
Ilustrasi bayi imunisasi atau mendapat vaksin. Foto: aslysun/Shuttterstock
Salah satu hak anak yang harus dipenuhi setiap orang tua adalah pemberian vaksin lewat imunisasi yang sesuai dengan anjuran nakes. Imunisasi sangat penting untuk mencegah bayi tertular berbagai penyakit serius dan mematikan.
Menurut CDC, tubuh bayi yang baru lahir masih sangat rentan terhadap kuman dan virus. Mereka belum memiliki sistem kekebalan yang kuat seperti orang dewasa. Jadi, orang tua harus memastikan anak mendapatkan vaksin agar mereka memiliki tameng yang bisa menangkal penyakit tersebut.
Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian vaksin tidak berbahaya, kok, Moms. Sebab teknologi yang digunakan sudah sangat modern dan aman.
Selain itu, program imunisasi di Indonesia melewati proses dan pengawasan yang ketat dari sejumlah badan. Sebut saja BPOM, Litbangkes, Subdit Surveilans dan Epidemiologi Kemkes, Satgas Imunisasi IDAI, dan masih banyak lagi.
Jadi, jangan ragu untuk mengikutkan si kecil dalam program imunisasi, ya. Sebagai panduan, simak jenis imunisasi pada bayi usia 0-9 bulan yang harus dilengkapi di bawah ini.
Jenis Imunisasi pada Bayi Usia 0-9 Bulan
Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah merilis jadwal imunisasi anak 2024. Berbeda dari tahun sebelumnya, program imunisasi kali ini memiliki beberapa vaksin baru, yakni vaksin Pneumokokal Konjugat 15-valen (PCV15) dan Dengue.
Kedua vaksin tersebut harus didapatkan sebelum anak berusia 9 bulan. Berikut jadwal imunisasi dasar lengkap berdasarkan rekomendasi IDAI untuk anak usia 0-9 bulan.
0 Bulan
Hepatitis B: Diberikan sebanyak empat kali, yakni pada 24 jam setelah anak lahir. Kemudian disuntikkan lagi pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin booster diberikan saat anak berusia 18 bulan.
Polio: Vaksin polio oral diberikan saat bayi baru lahir hingga usia 1 bulan. Sedangkan vaksin polio suntik diberikan minimal dua kali sebelum usia si kecil mencapai 1 bulan. Kemudian diulang setiap bulan pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
1 Bulan
BCG: Vaksin ini diberikan sebanyak satu kali pada usia 0-1 bulan untuk melindungi bayi dari penyakit tuberkulosis (TB).
2-4 Bulan
DPT: Diberikan sebanyak tiga kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Kemudian dilanjutkan dengan vaksin booster sebanyak dua kali pada usia 18 bulan dan 5–7 tahun.
HiB: Diberikan sebanyak tiga kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Lalu lengkapi dengan vaksin booster pada usia 18 bulan dengan satu kali suntikan.
PCV: Vaksin primer diberikan sebanyak tiga kali pada usia 2, 4, dan 6 bulan. Sedangkan vaksin booster diberikan saat anak berusia 12–15 bulan.
Rotavirus: Terdapat dua vaksin rotavirus yang harus berikan, yakni monovalen dan pentavalen. Vaksin monovalen dilakukan sebanyak dua kali, yakni pada usia 6 minggu dan 1o minggu. Sedangkan vaksin pentavalen diberikan sebanyak tiga kali. Dosis pertama saat bayi berusia 6–12 minggu, lalu dosis kedua dan ketiga diberikan dalam rentang 4–10 minggu setelah dosis pertama.
Usia 6–9 Bulan
Influenza: Diberikan pada bayi berusia 6 bulan, kemudian diulang lagi setahun sekali hingga anak mencapai usia 18 tahun.
Japanese Encephalitis (JE): Diberikan satu kali pada saat anak berusia 9 bulan. Lalu vaksin booster dilakukan ketika usia si kecil sudah mencapai 2–3 tahun.
MMR: Diberikan pada bayi berusia 9 bulan, kemudian dilanjutkan dengan booster pada usia 18 bulan atau 5–7 tahun.
Baca Juga: Muncul Bisul Usai Imunisasi BCG, Apakah Berbahaya?