Gerilyawan Kolombia Bebaskan 28 Polisi dan 1 Tentara yang Ditawan sejak Kamis
Sebanyak 28 personel kepolisian dan seorang tentara disandera oleh gerilyawan FARC Kolombia, mereka disandera usai pecah kerusuhan pada Kamis (6/3). Foto: Canon Del Micay/AFP
28 polisi dan seorang tentara yang ditawan oleh gerilyawan Kolombia, FARC, dibebaskan pada Sabtu (8/3). Dilansir AFP, mereka dilepaskan di suatu komunitas perkebunan, di daerah Cauca.
Mereka yang ditawan sejak Kamis (6/3) ini beranjak pergi melewati perkebunan itu, diiringi oleh penduduk lokal. Mereka menuju kota El Plateado, untuk bertemu dengan Komisioner Ombudsman.
“Saya hanya ingin bertemu keluarga, istri saya, dan anak saya, yang mereka menanti saya di rumah,” kata Mayor Nilson Bedoya, salah satu serdadu yang dilepaskan.
Menteri Pertahanan Kolombia, Pedro Sanchez sendiri menyebut akan menggunakan kekuatan agar para personel itu dibebaskan. Setelah para sandera itu bebas, Sanchez dan beberapa perwakilan dari pemerintahan Presiden Gustavo Petro yang berhaluan kiri akan bertemu di ibu kota Cauca, Popayan, untuk mendengar keluhan dari warga lokal.
Sebanyak 28 personel kepolisian dan seorang tentara disandera oleh gerilyawan FARC Kolombia, mereka disandera usai pecah kerusuhan pada Kamis (6/3). Foto: Canon Del Micay/AFP
Sebelumnya, mereka ditawan usai pecah kerusuhan antara penduduk lokal dan aparat keamanan, dalam sebuah operasi militer untuk mengakhiri kekerasan yang masih terkait dengan perdagangan narkotika, pada Kamis (6/3). Kawasan Cauca sendiri merupakan konsentrasi terbesar tanaman Coca–bahan utama Kokain, di Kolombia.
Hari itu, aparat keamanan negara ini menghadapi perlawanan yang begitu besar dari publik di Cauca. Aparat itu terjebak mengahdapi publik yang marah dan melawan.
Petro sendiri menuding Faksi Staff Umum Pusat FARC menggunakan publik untuk menyerang aparat.
Penculikan macam ini adalah tantangan besar di Kolombia. Belakangan ini, mereka menghadapi krisis penculikan dan penyanderaan paling buruk selama satu dekade terakhir.