Berita

Populer: Smartphone China Tak Kena Tarif Trump; Apple Lolos dari Krisis

Presiden Donald Trump menyampaikan pidato mengenai tarif impor baru saat “Make America Wealthy Again” di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (2/4/2025). Foto: Brendan Smialowski/AFP

Berita mengenai ponsel pintar dan barang elektronik dari China yang dibebaskan dari tarif timbal balik oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menjadi isu yang ramai dibaca pada Minggu (13/4).

Selain itu, ada pula soal Apple Inc yang lolos dari krisis setelah produk information, communication, and technology (ICT), seperti smartphone dari China, tidak dapat tarif tinggi ketika diimpor ke AS. Simak rangkumannya.

Smartphone-Elektronik China Tak Kena Tarif Trump

Trump resmi memberi pengecualian tarif timbal balik 145 persen untuk smartphone, komputer, dan elektronik lainnya yang diimpor dari China. Hal ini tentu menguntungkan Apple yang sebagian besar produksinya berada di China.

Dikutip dari Reuters, Minggu (13/4), US Customs and Borders Protection menerbitkan daftar kode tarif yang dikecualikan dari pajak impor. Pengecualian tersebut berlaku surut (retroaktif) mulai pukul 12:01 EDT pada tanggal 5 April.

“Masih ada ketidakpastian dan volatilitas yang jelas di masa mendatang dengan negosiasi Tiongkok ini. Perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Apple, Nvidia, Microsoft dan industri teknologi yang lebih luas dapat bernapas lega pada akhir pekan ini hingga Senin,” kata Analis Wedbush Securities Dan Ives.

Selain dari China, Trump juga mengecualikan barang elektronik tertentu dari tarif dasar 10 persen ke beberapa negara lainnya. Hal ini dilakukan untuk meringankan biaya impor untuk semikonduktor dari Taiwan serta iPhone yang diproduksi di India.

Apple Lolos dari Krisis

Mengutip Bloomberg, pada Jumat (11/4) malam Trump membebaskan barang elektronik konsumen termasuk iPhone, iPad, Mac, Apple Watch, dan AirTags. Hal ini membuat Apple lolos dari krisis setelah sebelumnya Apple sempat menyewa penerbangan kargo dari India ke AS untuk mengangkut 600 ton iPhone atau sebanyak 1,5 juta unit, setelah meningkatkan produksi di sana dalam upaya untuk mengantisipasi tarif Trump.

Kabar baik ini beriringan dengan penghapusan tarif 10 persen atas barang-barang yang diimpor dari negara lain untuk produk-produk tersebut.

Analis Evercore ISI Amit Daryanani memperkirakan saham akan naik pada Senin (14/4), setelah penurunan 11 persen bulan ini.

“Ini merupakan kelegaan besar bagi Apple. Tarif akan mendorong inflasi biaya material,” kata analis Daryanani dikutip dari Bloomberg, Minggu (13/4).

Apple sebelum mendapat pengecualian dari Trump, sempat memiliki rencana untuk mengalihkan produksi untuk pasar AS di India karena pungutan yang lebih rendah.

Leave A Comment

RSS
Follow by Email
LinkedIn
Share
WhatsApp
Copy link