Berita

BP Haji Ingin Momen Haji Jadi Ajang Pertukaran Wisata Antarnegara

Kepala BP Haji Mochammad Irfan Yusuf saat menjadi pembicara dalam Forum Haji dan Umrah di Arab Saudi. Foto: ANTARA/HO-BP Haji

Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) menawarkan kolaborasi dengan Arab Saudi, untuk pertukaran wisata ketika musim haji berlangsung.

Salah satunya adalah dengan memanfaatkan penerbangan kosong dari Arab Saudi yang mengangkut jemaah haji. Nantinya, penerbangan kosong tersebut dapat dimanfaatkan untuk membawa wisatawan Arab Saudi menikmati destinasi unggulan di Indonesia.

“Indonesia sering digambarkan sebagai sepotong surga. Dari Bali dan Lombok hingga Aceh dan Yogyakarta, kami menawarkan ketenangan spiritual, kekayaan budaya, dan keindahan alam yang siap menyambut saudara-saudara kami dari Saudi,” ujar Kepala BP Haji, Mochamad Irfan Yusuf, seperti dikutip dari Antara.

Pernyataan tersebut disampaikan saat Gus Irfan menjadi pembicara mewakili Pemerintah Indonesia dalam Forum Umrah dan Ziarah ke-2 yang digelar oleh Kementerian haji dan Umrah Arab Saudi di Madinah pada 14-16 April 2025 lalu.

Kedatangan jamaah dari Depok dan Karawang di Maktab 68 Arafah. Foto: Dok. MCH 2024

Dalam forum tersebut, Gus Irfan menekankan komitmen BP Haji untuk memperkuat peran mereka dalam penyelenggaraan haji dan umrah, baik untuk tingkat nasional maupun internasional.

“Ada tiga pilar strategis BP Haji. Pertama, keberhasilan ritual memastikan setiap jemaah dapat menikmati pengalaman yang damai, kaya spiritual, dan aman,” tutur Gus Irfan.

“Kedua, keberhasilan ekosistem ekonomi memanfaatkan haji dan umrah untuk mendukung UMKM halal, keuangan syariah, keuangan syariah, layanan berbasis teknologi, dan logistik yang menguntungkan tak hanya Indonesia, tapi mitra di Arab Saudi,” lanjutnya.

Sedangkan yang ketiga adalah keberhasilan peradaban dan keadaban yang mempersiapkan jemaah Indonesia untuk menjadi teladan karakter Islam, kebersihan, ketertiban, toleransi, solidaritas, dan moderasi.

Tak hanya itu, Gus Irfan juga mendorong integrasi sistem digital antara platform Nusuk milik Pemerintah Arab Saudi, dan sistem umrah Indonesia. Hal ini demi kenyamanan dan transparansi pelayanan jemaah umrah.

Sebab, setiap tahunnya terdapat 1,5 juta jemaah umrah asal Indonesia. Untuk itu, Gus Irfan menegaskan pentingnya kemitraan jangka panjang yang bersifat strategis dan menguntungkan, termasuk dalam hal suplai produk makanan halal, rempah-rempah, dan layanan berbasis teknologi.

“Di tengah tantangan geopolitik dan ekonomi global, kita punya peluang untuk membangun poros ekonomi umat berbasis haji dan umrah,” pungkasnya.

Leave A Comment

RSS
Follow by Email
LinkedIn
Share
WhatsApp
Copy link