Berita

Bahlil soal Potensi Pangkas Produksi Nikel di 2025: Kita Tak Jor-joran

Konferensi pers Menteri ESDM Bahlil Lahadalia terkait program mandatori B40 di Kementerian ESDM, Jumat (3/1/2025). Foto: Fariza/kumparan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia buka suara terkait potensi pemangkasan Rencana Kerja Anggaran dan Belanja (RKAB) produksi nikel di tahun 2025.

Bahlil mengatakan, evaluasi kebutuhan nikel tahun ini masih dalam pembahasan bersama Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba). Dia memastikan pasokan harus seimbang dengan kebutuhan agar harga tidak jatuh.

“Kita harus menjaga keseimbangan, jangan sampai RKAB-nya diberikan lebih banyak kemudian penyerapan di industri itu tidak sesuai nanti nikelnya dibuat dengan harga murah,” katanya saat konferensi pers, Jumat (3/1).

Dia mengakui semakin banyak RKAB produksi nikel yang disetujui, maka pasokan nikel akan terlampau melimpah yang nantinya bisa mengganggu keseimbangan harga pasar internasional.

“Jadi jangan sampai kita jor-joran yang paling bagus itu adalah RKAB-nya banyak, harganya bagus. Tapi kalau harganya anjlok kemudian kita kasih RKAB-nya banyak, tambah anjlok lagi,” tegas Bahlil.

Meski demikian, Bahlil enggan menyebutkan berapa RKAB produksi nikel yang disetujui tahun ini, dan apakah angkanya jauh lebih rendah dibandingkan pada tahun 2024.

Rencana pemangkasan produksi nikel di Indonesia dikabarkan oleh Bloomberg News. Dikutip Kamis (26/12), pemangkasan besar-besaran terhadap kuota produksi nikel pada tahun 2025 mendatang sebagai upaya mendongkrak harga yang sedang merosot.

Kementerian ESDM berencana menurunkan jumlah bijih nikel yang boleh ditambang tahun depan menjadi 150 juta ton, kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya karena pembahasannya bersifat tertutup. Angka itu menurun drastis dari tahun 2024 yakni 270 juta ton.

Sinyal evaluasi produksi nikel di Indonesia sebelumnya juga sempat dibeberkan oleh Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung. Dia mengakui salah satu penyebab jatuhnya harga bijih nikel disebabkan kelebihan pasokan, terutama di Indonesia yang menjadi produsen utama nikel dunia.

Cadangan nikel di Indonesia mencapai 21 juta ton atau 24 persen dari total cadangan dunia. Pada 2023, volume produksi nikel di Indonesia mencapai 1,8 juta metrik ton, menempati peringkat pertama dengan kontribusi 50 persen dari total produksi nikel global.

Leave A Comment

RSS
Follow by Email
LinkedIn
Share
WhatsApp
Copy link