Berita

Bertahan Hidup di Gang-Gang Sempit di Kawasan Elite Sudirman, Jakarta

Suasana pemukiman penduduk dengan latar belakang gedung bertingkat di kawasan Karet Tengsin, Jakarta, Kamis (17/4/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Gelak tawa anak-anak yang bermain di sebuah gang sempit berlatarkan gedung-gedung megah di Jalan Sudirman terdengar begitu renyah. Mereka berlarian dan berkejaran.

Gang sempit itu berada di Jalan Karet Pasar Baru Timur 5, Kelurahan Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Bukan hanya satu, ada sekitar lima gang sempit yang tersebar di sepanjang jalan itu.

Potret kawasan padat penduduk Jalan Karet Pasar Baru Timur 5 di tengah himpitan gedung-gedung megah kawasan Sudirman, Kamis (17/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparanSejumlah bocah bermain di kawasan padat penduduk di Karet Tengsin, Jakarta, Kamis (17/4/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Gang-gang yang hanya selebar dua meter itu bukan sekadar jalur lalu lalang, tapi juga nadi ekonomi warga. Di sepanjang gang berjajar rumah-rumah, warung hingga bengkel. Bahkan di beberapa area yang kosong, dijadikan lahan parkir dadakan.

“Yang parkir ya pekerja dari gedung-gedung itu. Males bayar parkir di basemen,” kata Usama (22) kepada kumparan, Kamis (17/4).

Usama merupakan penjaga parkiran di Karet Tengsin. Dia tinggal di bedeng bersama lima penjaga lainnya yang bosnya warga keturunan Arab. Dia pulang seminggu sekali ke Citayam, Bogor.

Potret kawasan padat penduduk Jalan Karet Pasar Baru Timur 5 di tengah himpitan gedung-gedung megah kawasan Sudirman, Kamis (17/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan

Selain parkiran, mayoritas rumah warga disulap menjadi kos-kosan, yang lagi-lagi, penghuninya adalah para pekerja dari hotel dan apartemen yang menjulang di sekitarnya.

“Saya buka delapan kamar. Sebulan Rp 700 ribu,” ujar Sari (40), yang tinggal di rumah warisan mertuanya yang wafat pada 2021.

Gedung-gedung megah yang menghimpit gang di Karet Tengsin menjadi penopang ekonomi warga. Warung makan tumbuh subur karena pegawai kantoran banyak yang memilih makan siang di gang karena harganya lebih murah

Kalau enggak ada gedung-gedung itu, mungkin warung saya sepi,” ungkap Bagas (52), pemilik warteg yang mempekerjakan tiga orang karyawan.Potret kawasan padat penduduk Jalan Karet Pasar Baru Timur 5 di tengah himpitan gedung-gedung megah kawasan Sudirman, Kamis (17/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparanPotret kawasan padat penduduk Jalan Karet Pasar Baru Timur 5 di tengah himpitan gedung-gedung megah kawasan Sudirman, Kamis (17/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan

Meski hidup di tengah kawasan pusat bisnis dengan gedung-gedung pencakar langitnya, warga gang-gang sempit ini tak merasa kalah atau tersisih.

“Biasa aja. Orang suka bilang, katanya yang tinggal di apartemen itu kayak hidup di awang-awang. Emang iya. Tapi enggak punya tanah,” ujar Yatmi (46), warga yang telah menetap di sana sejak 2001.

Potret kawasan padat penduduk Jalan Karet Pasar Baru Timur 5 di tengah himpitan gedung-gedung megah kawasan Sudirman, Kamis (17/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan

Meski gedung-gedung pencakar langit mendominasi langit Jakarta, permukiman ini tetap menjadi rumah bagi mereka yang memilih untuk bertahan.

Dari gang sempit, mereka akan terus berjuang agar hidup ke depan bisa terus aman dan nyaman.

Leave A Comment

RSS
Follow by Email
LinkedIn
Share
WhatsApp
Copy link