China Nyatakan Musim Puncak Penyakit Pernapasan Terus Berlanjut
Iustrasi pria China bermasker. Foto: AFP/Wang Zhao
Belakangan ini di media sosial tersiar video dengan narasi rumah sakit di China dipenuhi masyarakat yang sedang berobat sakit pernapasan seperti influenza A hingga HMPV. Bahkan narasi terbaru di X mengatakan China menyatakan keadaan darurat akibat wabah tersebut.
Berdasarkan penelusuran, hingga kini belum ditemukan sumber resmi yang menyatakan China dalam keadaan darurat terkait penyakit pernapasan tersebut.
Namun, pemerintah China mengakui saat ini sedang musim puncak penyakit pernapasan pada musim dingin ini. Dikatakan, berbagai penyakit menular diperkirakan akan terus beredar secara bersamaan hingga musim semi mendatang.
Meski demikian, China menegaskan, penyebaran patogen pernapasan musim dingin ini kurang intens dibandingkan musim puncak sebelumnya.
Kan Biao, Kepala Institut Nasional Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (CDC) di China, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa infeksi seperti flu, rhinovirus, human metapneumovirus (HMPV), dan pneumonia mycoplasma saat ini adalah yang paling umum ditemukan dalam kunjungan pasien ke rumah sakit. Demikian dikutip dari China Daily, Kamis (2/1).
Kan menjelaskan, tingkat positif infeksi flu diperkirakan akan terus meningkat. Sementara, tingkat infeksi rhinovirus dan kasus pneumonia mycoplasma, yang biasanya menyerang anak-anak berusia 5 hingga 14 tahun, menunjukkan tren menurun.
Tingkat positif virus pernapasan sincitial (RSV) pada balita berusia empat tahun ke bawah sedang meningkat. Begitu pula tingkat infeksi human metapneumovirus (HMPV) pada anak-anak berusia 14 tahun ke bawah.
Kan menambahkan bahwa penyebaran COVID-19 dan penyakit pernapasan lainnya saat ini berada pada tingkat yang rendah.
Terkait penularan norovirus — infeksi perut yang dapat menyebabkan muntah dan diare — Kan mengatakan bahwa kelompok infeksi telah meningkat sejak September 2024.
“Penyebaran penyakit ini sedang berada pada musim puncaknya dan akan tetap pada tingkat tinggi selama dua bulan ke depan,” ujarnya.