Mentan Amran Jelaskan Alasan Food Estate 1 Juta Hektare Gagal
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman saat ditemui di kantornya, Senin (10/3/2025). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Menteri Pertanian Amran Sulaiman membeberkan penyebab gagalnya proyek food estate atau lumbung pangan seluas 1 juta hektare (ha).
Amran menyebut pendekatan yang digunakan untuk proyek lumbung pangan adalah pendekatan parsial tanpa adanya bantuan teknologi secara maksimal.
Menurut dia, tanpa pemanfaatan teknologi yang maksimal, program ini tidak akan berhasil meski diberi waktu 50 tahun lamanya.
“Kenapa gagal food estate? Kenapa gagal Sejuta hektare? Kenapa gagal semua? Karena pendekatannya parsial, nggak holistik,”tutur Amran di Kantornya, Senin (10/3).
Amran mencontohkan bahwa kegagalan panen food estate akibat hanya dikerjakan oleh sekelompok warga tanpa bantuan teknologi yang memadai.
“Kenapa gagal? Ini dikerjakan satu keluarga dia punya 1000 hektare. Satu keluarga. Kita gerak, kemudian ditinggal tanpa teknologi,” imbuh Amran.
Berkaca dari gagalnya proyek ini, Amran kemudian menggagas program transformasi pertanian tradisional ke pertanian modern. Dia menyoroti program Brigade Pangan Kementan.
“Makanya gagasan kami transformasi tradisional ke modern. Ini optimasi pada lahan, milenial dan teknologi, teknologi masuk,” terangnya.
Foto udara jaringan irigasi di kawasan lumbung pangan nasional ‘food estate’ Dadahup di Kabupaten Kapuas, Desa Bentuk Jaya, Kalimantan Tengah, Rabu (21/4). Foto: Makna Zaezar/Antara Foto
Dia kemudian meminta pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk membantu proses realisasi program Brigade Pangan Kementan.
“Kadin bisa organize katakan 5.000-10.000 ha kita ingin sejajar dengan Amerika, China, Jepang. Alat ini beli Rp 10 triliun bagikan ke generasi muda, gratis. Sekarang gratis mungkin nanti 50 persen 70 persen bayar, karena dilatih entrepreneurship,” jelasnya.
Program Brigade Pangan Kementan ini melibatkan 15 anak muda atau milenial untuk menggarap lahan pertanian seluas 200 ha dengan modal suntikan alat mesin pertanian (alsintan) dari pemerintah.
Amran bilang ketika nantinya produktivitas padi meningkat minimal 5 juta ton per hektare dan pendapatan para petani milenial bisa di atas 10 juta rupiah per bulan.