Menyambangi Mangga Dua yang Disebut AS Sarang Produk Bajakan
Suasana WTC Mangga Dua, Jakarta Utara, Minggu (20/4/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan
Suasana Mangga Dua Square pada Minggu (20/4) siang terlihat lengang. Di depan bangunan raksasa yang dulunya jadi pusat belanja favorit warga Jakarta, tak banyak kendaraan parkir. Langkah kaki pun jarang terdengar.
Beberapa ruko tampak tertutup rapat, sebagian lain menjual tas, koper, hingga pakaian dengan koleksi yang terbatas.
Suasana WTC Mangga Dua, Jakarta Utara, Minggu (20/4/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan
Tak ada keramaian berarti, kecuali di area food court dan bioskop di lantai 3 Mangga Dua Square, titik yang masih menyedot pengunjung saat jam makan siang tiba.
“Iya kalau di sini hari Minggu emang cenderung sepi. Ya paling ramai orang makan aja,” ujar seorang petugas keamanan Mangga Dua Square saat ditemui kumparan di lokasi.
Isu soal Mangga Dua yang disebut Amerika Serikat (AS) sebagai “sarang produk bajakan” kembali mencuat. kumparan menyusuri lorong-lorong Mangga Dua Square yang kini menyisakan ruang lengang antara satu ruko dengan lainnya.
Suasana WTC Mangga Dua, Jakarta Utara, Minggu (20/4/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan
Nyaris tak terdengar suara transaksi jual beli. Di antara deretan toko yang masih buka, hanya sesekali terlihat pengunjung lewat tanpa berhenti lama.
Deretan ruko yang tutup juga menjadi pemandangan yang mencolok. Ketika ditanya soal hal itu, petugas menjawab, “Kurang tau ya, tapi di sini emang banyak ruko yang dijadiin gudang,” katanya.
Di lantai dasar (LG), masih ada sejumlah pedagang yang membuka lapaknya. Barang-barang seperti tas, dompet, koper, hingga jam tangan tersusun rapi di etalase kaca dan gantungan dinding.
Suasana WTC Mangga Dua, Jakarta Utara, Minggu (20/4/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanSuasana WTC Mangga Dua, Jakarta Utara, Minggu (20/4/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan
Ada Tas Gucci Dijual Rp 50 Ribu
Sekilas, beberapa produk menampilkan logo merek-merek ternama seperti Louis Vuitton, Gucci, hingga Prada. Namun, yang mencolok adalah harga jualnya.
Tas dibanderol mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 350 ribu, dompet sekitar Rp 100 ribu, dan jam tangan antara Rp 80 ribu hingga Rp 450 ribu. Harga yang jauh dari standar produk asli membuat munculnya tanda tanya soal keaslian barang-barang itu.
Kini, ketika dunia sudah berangsur pulih usai pandemi, Mangga Dua tampaknya belum mampu sepenuhnya bangkit.
Suasana ruko yang sunyi, jarangnya pembeli, dan keberadaan barang-barang yang mencurigakan keasliannya membuat kawasan ini tetap jadi sorotan.
Suasana WTC Mangga Dua, Jakarta Utara, Minggu (20/4/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanSuasana WTC Mangga Dua, Jakarta Utara, Minggu (20/4/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan
Apalagi, setelah Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) yang baru-baru ini dalam laporan 2025 National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers, menyebut Pasar Mangga Dua terus menerus berada dalam daftar pantauan prioritas dan Tinjauan Pasar Terkenal untuk Pemalsuan dan Pembajakan Tahun 2024, bersama dengan beberapa pasar daring Indonesia.
Di tengah sepinya pengunjung dan bayangan merek-merek besar dengan harga tak wajar, Mangga Dua kini berada di persimpangan: berbenah atau terus jadi langganan sorotan internasional.