Berita

Populer: Cek Kesehatan Gratis Prabowo; Anker Tolak Rencana Stasiun Karet Ditutup

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keterangan pers terkait kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (31/12/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO

Berita mengenai Presiden Prabowo Subianto yang memberikan cek kesehatan (medical check up) gratis untuk masyarakat yang sedang ulang tahun menjadi berita yang ramai dibaca pada Jumat (3/1).

Selain itu, respon pengguna KRL yang menolak wacana penutupan Stasiun Karet juga menjadi berita yang banyak dibaca di kumparanBisnis. Simak rangkumannya.

Cek Kesehatan Gratis ala Prabowo

Program Prabowo yang satu ini merupakan program yang ditujukan untuk alita, remaja, orang dewasa sampai para lanjut usia (lansia) dengan kriteria pemeriksaan yang sudah ditentukan. Nantinya, masyarakat juga dapat dengan mudah mengakses program ini hanya dengan datang ke Puskesmas dan menunjukan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

“Masyarakat yang berulang tahun cukup mendatangi puskesmas terdekat dengan membawa kartu identitas,” ulis keterangan dalam unggahan akun Instagram @gerindra dikutip Jumat (3/1).

Program cek kesehatan gratis untuk balita meliputi:

Hipotiroid kongenital

Penyakit jantung bawaan kritis

Hiperplasia adrenal kongenital

Defisiensi G6PD

Pertumbuhan

Perkembangan

Indera pendengaran

Indera penglihatan

Gigi dan mulut

Talasemia

Hepar

Program cek kesehatan gratis untuk remaja meliputi:

Indera pendengaran

Indera penglihatan

Gigi dan mulut

Talasemia

Anemia

Obesitas

Diabetes melitus

Hipertensi

Paru-paru

Kesehatan jiwa

Kebugaran

Hepar

Program cek kesehatan untuk dewasa (18-39 tahun) meliputi:

Indera pendengaran

Indera penglihatan

Gigi dan mulut

Obesitas

Diabetes Melitus

Hipertensi

Faktor risiko jantung stroke

Penyakit ginjal kronik

Paru-paru

Kesehatan jiwa

Kebugaran

Kanker payudara

Kanker leher rahim

Hepar

Osteoporosis

Program cek kesehatan untuk dewasa (40-59 tahun) meliputi:

Indera pendengaran

Indera penglihatan

Gigi dan mulut

Obesitas

Diabetes Melitus

Hipertensi

Kolesterol

Faktor risiko stroke

Faktor risiko jantung

Penyakit ginjal kronik

Paru-paru

Kesehatan jiwa

Kebugaran

Kanker payudara

Kanker leher rahim

Hepar

Osteoporosis

Program cek kesehatan untuk lansia (60 tahun ke atas) meliputi:

Indera pendengaran

Indera penglihatan

Gigi dan mulut

Obesitas

Diabetes Melitus

Hipertensi

Kolesterol

Faktor risiko stroke

Faktor risiko jantung

Penyakit ginjal kronik

Paru-paru

Kesehatan jiwa

Kebugaran

Kanker payudara

Kanker leher rahim

Hepar

Osteoporosis

Anker Tolak Rencana Stasiun Karet

Salah seorang pengguna KRL Aris Dhanu menilai jika nanti Stasiun Karet ditutup maka akan berdampak pada efisiensi. Bagi dirinya Ia harus berjalan jauh untuk berpindah transportasi lainnya seperti Jaklingko dan Transjakarta.

“Penumpang kereta yang ingin berpindah moda ke Mikrotrans Jak 48A/Jak 08/Jak 09, mikrolet 44, Transjakarta 6K/8C jadi harus berjalan lebih jauh,” tutur Aris.

Pengguna KRL lainnya, Vanisalona juga selaras dengan Aris. Baginya, lebih baik stasiun ini dimodernisasi alih-alih ditutup. Ia memandang Stasiun Karet ini diakses oleh banyak orang.

“Penutupan Stasiun Karet aku sangat tidak setuju karena banyak sekali orang yang mengakses Stasiun Karet. Daripada Stasiun Karet ditutup, lebih baik dibagusin aja, karena penumpang makin hari makin banyak dan pasti nggak cukup hanya di Sudirman saja. Coba aja lihat, teman-teman, Stasiun BNI City sepi, sedangkan Stasiun Sudirman lama pun ramai banget,” ungkap Vanisalona.

Penumpang menunggu kereta berhenti di Stasiun Karet, Jakarta, Kamis (2/1/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Sementara itu, Fathin yang merupakan anggota KRL Mania menilai Stasiun Karet sebagai penghubung vital bagi kawasan perkantoran.

“Penutupan Stasiun Karet tentu tidak bijak, karena Stasiun Karet menjadi penghubung beberapa kawasan perkantoran yang penumpang hariannya cukup banyak,” ujar Fathin.

Dalam dugaannya, penutupan Stasiun Karet dilakukan untuk memperlancar kereta bandara. Walau demikian, hal ini hanya akan memindahkan masalah tanpa penyelesaian. Untuk itu Fathin mengusulkan agar wacana penutupan dapat dikaji ulang.

“Jika untuk efisiensi kereta bandara, lebih baik Stasiun BNI City tidak lagi untuk pemberhentian KRL. Lalu, jika Stasiun Karet ditutup, para pengguna jasa KRL akan berjalan cukup jauh dari Stasiun BNI City, dan hal tersebut membuat alur penumpang tidak efisien. Lebih baik ditinjau kembali wacana tersebut,” lanjut Fathin.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap Stasiun KRL Karet akan ditutup tahun ini. Keputusan itu merupakan usaha melancarkan konektivitas antarstasiun yang saling berdekatan.

Stasiun Karet saat ini memiliki jarak yang berdekatan dengan Stasiun KRL sekaligus Stasiun Kereta Bandara BNI City dan Stasiun Sudirman. Karena itu, Erick menilai keberadaan Stasiun Karet tak lagi efektif untuk naik-turun penumpang.

Leave A Comment

RSS
Follow by Email
LinkedIn
Share
WhatsApp
Copy link